Sabtu, 20 Mei 2017

Materi seni budaya kelas XI semester 2

BAB I - PAMERAN SENI RUPA


Pameran: Bentuk penyajian seni rupa agar dapt berkomunikasi dengan pengunjung
Yang harus dibentuk:
1. Panitia:
Panitia terdiri atas ketua, sekertaris, bendahara, dan seksi yang mengurus tentang lukisan, desain, display, penata cahaya, informasi, media, spanduk, acara, pembukaan/penutup dll
2. Proposal
Proposal adalah rencana kegiatan yang terperinci, terarah, yang dibuat dalam bentuk laporan tertulis mengenai suatu rankaian kegiatan yang akan dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Dalam proposal biasanya memuat tentang latar belakang pembuatan, maksud dan tujuan, waktu pelaksanaan, tempat kegiatan, kegiatan dan rincian anggaran.
Hal - hal yang penting dalam proposal:
  1. pembentukan panitia
  2. penyusunan program
  3. pembuatan proposal
  4. pembagian kerja
  5. pengadministraisan
  6. pelaksanaan
  7. evaluasi
  8. pelaporan
  9. pengarsiapan
  10. logo, lambang dan simbol organisas
3. Materi Pameran
  • Karya atau tugas siswa
  • karya siswa diluar tugas
  • karya siswa yang memenangkan lomba
4. Kurasi Pamern
Kurasi pameran ditulis oleh kritik padegogens pameran (kuator) yang berisi tentang informasi pameran/koleksi, stan, katalog yang menarik yang dapat dijadikan topik bahasan diskusi dll
5, Aktivitas diskusi
Diskusi merupakan rangkaian kegiatan pameran yang tujuannya untuk pengembangan wawasan dan sikap apresiatif ajang evaluasi
6. Nilai Pameran
Melatih kemampuan siswa bekerja sana, berorganisasi, berfikir logis, bekerja efisiensi dan efektif dalam pameran









BAB II - PENGKAJIAN SENI RUPA

Pengkajian seni rupa dengan pendekatan saintifik (mengamati, menanyakan, menalar dan menyajikan) dapat ditinjau melalui 4 aspek:
  1. Aspek visual (menguraikan keberadaan seni rupa dengan kata)
  2. Aspek proses kreasi (menguraikan tahapan teknis, penciptaan, skill atau keterampilan)
  3. Aspek konseptual (menentukan inspirasi atau gagasan)
  4. Aspek kreativitas (tingkat pencapaian kreativitas)
Kramik: berbagai macam benda yang dibuat dari bahan organik yang berasal dari bumi (tanah liat)
Prosesnya: pembakaran dengan suhu tinggi agar keras dan awet
Kualitas kramik: 
  1. Gerabah lunak
  2. benda batu
  3. porselen
Kubisme:
  1. Tema alam, benda, manusia dan lingkungan
  2. Warna, garis, bentuk dan komposisi
  3. Pengaruh lingkungan sosial (sebelum / sesudah perang)








BAB III - FENOMENA SENI RUPA

A. Seni Rupa Pra-Modern : Hadir sebelum zaman dan bersifat kerajaan

Aliran seni rupa;
  • Primitivisme: corak bersifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi bentuk atau pewarnaan seniman bebas dari profesionalisme, tradisi dan latihan formal. Contoh: patung dewi kecantikan Yunani (meniru manusia yang indah dan sempurna)
  • Naturalisme: teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam sehingga seniman terikat pada hukum proporsi, anatomi, perspektif dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai objek
  • Realisme: melukiskan keadaan secara nyata tanpa adanya suatu ilusi, fantasi da imajinasi
  • Dekorativisme: penyederhanaan bentuk, pola kegarisan, pewarna untuk penghias, peniru alam tapi tradisional

B. Seni Rupa Modern

Perkembangan kemajuan yang dikuasai oleh iptek serta kesadaran akan nilai individu sebagai karakter aktifitas manusia
  1. Seni pop: realistis, simbolisme, kritik budaya, seni diarahkan pada komoditi teknologi dan pasar. Pop identik dengan gaya hidup generasi muda dengan karakter perlawanan pada norma masyarakat sebagai revolusi industri semi komersial
  2. seni optik : ilmu cahaya, warna, mengolah bentuk, untuk mengeksploitasi mata yang umum berbentuk abstrak, formal, konstruktif, rapi teliti, teratur. menimbulkan efek dan ilusi.
  3. seni konseptual : fikiran, gagasan atau ide yang mencakup semua bentuk seni dan non- seni
  4. seni rupa kontemporer : suatu seni yang mementingkan aktivitas seni sebagai mental senimannya dan seni ditujukan untuk kepntingan masyarakat

C. Seni Rupa Pas-Modern

istilah pas modern muncul pada seni musik, rupa, fiksi, film, foto, kritik sastra dan wilayah keilmuan sosiologi, antropologi, geografi dan filsafat.
  • Karya seni rupa era pas modern: kebudayaan konsumerisme dengan objek seni secara umum dikonotasi dan model rekayasa oleh produk nelalui teknologi.
  • Bahasa estetik pos modernisme: tanda estetik tidak stabil, mendua dan plural (polysemi), lebih menekankan pada permainan tanda. keterpesonaan pada permukaan dan diferensi









BAB IV - KRITIK MUSIK

A. Pentingnya Kritik Musik

karya musik dapat didengarkan melalui pertunjukan langsung hasil rekaman / audio visual
pada acara lomba atau festival, peserta sering dikomentari oleh para juri, baik celaan atau pujian, penghayatan, pembawaan atas penampilan dimana penilaian tersebut didasarkan pada pengetahuan, pengalaman keterampilan serta perasaan musikal yang dimilik juri bukan karena perasaan senang atau tidak senang terhadap pribadi pesertanya.

B. Pengertian, fungsi dan tujuan kritik musik

kritik berasal dari bahasa Yunani "krunien" artinya memisahkan, merincikan, mengamati, menimbang dan membandingkan. di bahasa Inggris "critism" di bahasa Prancis "critique".
Fungsi kritik:
  1. pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat
  2. jembatan antara pencipta, penyaji dan pendengar
  3. evaluasai diri bagi pencipta dan penyaji seni musik
  4. pengembangan mutu karya musik
Tujuan kritik musik: evaluasi, apresiasi, pengembangan kreatif dan inovatif

C. Jenis dan pendekatan kritik

  1. kritik jurnalistik : aspek pemberitaan yang tujuannya memberikan informasi tentang peristiwa musik baik pertunjukan atau rekaman
  2. kritik padegogen : ditetapkan oleh pengajar kesenian dalam pendidikan tujuannya mengembangkan bakat dan potensu peserta didik
  3. kritik alamiah: dikembangkan dikalangan akademi dengan metodologi ilmiah, luas, mendalam dan sistematis dapat di pertanggung-jawabkan secara estetis atau akademis
  4. kritik populer: kritik yang terus - menerus baik langsung maupun tidak langsung oleh penulis yang tidak menuntut keahlian kritis (analisi atau evaluasi) kesadaran atas gaya atau jenis musik yang mereka tekuni
  5. kritik formalitas: kehidupan seni memiliki kehidupan sendiri lepas dari kehidupan yang nyata sehari - hari, yang menghindari estetis yang tidak relawan (sosial - sejarah)
  6. Kritik instrumentalistik: seni sebagai saran atau isntrumen untuk mengembangkan tjuan tertentu (politik, moral)
  7. Ekspresi fisik: karya seni sebagai rekaman perasaan yang diekspresikan

https://alvalstory.blogspot.co.id/2016/02/materi-seni-budaya-kelas-11-semester-2.html?m=1